Digital Marketing: Solusi Jitu Pemasaran di Kala Pandemi
Digital Marketing: Solusi Jitu Pemasaran di Kala Pandemi
Mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan teknologi adalah kekuatan yang harus dimiliki para pelaku bisnis. Digital marketing menjadi jawaban untuk menjangkau pasar lebih luas. Strategi dan jurus jurus jitu tentang digital marketing dibahas tuntas dalam diskusi online bertemakan “Digital Marketing? Not So Easy-Not So Hard”. Diskusi ini dipersembahkan oleh IKATI (Ikatan Keluarga Alumni Teknik Industri) bekerjasama dengan IBISMA UII. Acara yang berlangsung pada Ahad (14/6) ini diisi oleh Fandi Musjafir selaku Head of Seva.id (Astra Digital Product) dan dimoderatori oleh Amarria Dila Sari, M.Eng selaku Direktur IBISMA UII.
Fandi Musjafir menyebut per tahun 2019 sudah ada 355,5 juta pengguna handphone, 150 juta pengguna internet, 150 juta pengguna media sosial, dan 130 juta pengakses media sosial melalui handphone. Ia juga mengutip survey yang mengatakan pembelian mobil di Indonesia 73% nya karena pengaruh internet.
Baca Juga : 5 Kerutinan Bagus Ini Menolong Self- Improvement
Sementara itu, terdapat sembilan poin yang harus diperhatikan ketika mengandalkan media sosial sebagai platform marketing. Fandi berbagi tips, yang pertama adalah menjadi pendengar yang baik dan jangan egois. Kunci keberhasilan seorang marketer adalah mengerti para konsumennya.
Kedua, fokus jangan sampai pesan yang disampaikan acak-acakan dan terlalu random. Kalau mau jualan ya harus fokus jualannya (active marketing). Ketiga, kualitas dan kuantitas yang perlu diperhatikan antara keduanya. Karena angka follower belum menjadi jaminan produk akan laku.
Keempat, tentukan pilihanmu waktu adalah uang harus sesuai plan yang sudah dilaksanakan. Kelima, viral dan bervalue jangan sampai viral tapi dalam hal yang buruk. Keenam, cari selebgram yang bisa membantu dan disesuaikan dengan target sasaran audiencenya. Ketujuh, jangan sombong dengan followers dan jangan segan untuk mengucapkan terima kasih atau salam karena akan membantu exposure akun media sosial.
Kedelapan, harus bisa untuk konsisten kalau sanggup posting 2-3 kali sehari haruslah konsisten hingga akhir. Kesembilan, mengandalkan interaksi bukan hanya sekedar broadcast yang diibaratkan papan pengumuman yang tidak bisa interaksi dua arah.Hal tersebut perlu diperhatikan agar pesan dapat disampaikan terhadap orang yang tepat dan di waktu yang tepat.