pandemi

Pemasaran Digital, Solusi UMKM Ketika di hadang Pandemi

Pemasaran Digital, Solusi UMKM Ketika di hadang Pandemi

JAKARTA – Pandemi Covid-19 berdampak bagi berbagai pihak, terutama bagi UMKM Indonesia yang mengalami penjualannya menjadi berkurang. 

Pandemi Covid-19 berdampak bagi berbagai pihak, terutama bagi UMKM Indonesia yang mengalami penjualannya menjadi berkurang. Berdasarkan dari survei Bank Indonesia pada Maret 2021, diketahui bahwa sebesar 87,5% UMKM Indonesia mengalami dampak negatif karena pandemi yakni dari sisi penjualan. Sisanya, hanya 12,5 persen UMKN yang bertahan dikarenakan melakukan tranformasi digital. Di masa pandemi, perlu diketahui bahwa para pengusaha perlu menghadapi perubahan perilaku konsumen dan dinamika pasar.pandemi

Hal ini terlihat dari survey yang dilakukan oleh McKinset bahwa enam dari sepuluh konsumen telah mengubah perilaku belanja mereka dengan berbelanja melalui daring. Sebesar 88 persen berniat untuk melanjutkan berbelanja dengan metode tersebut setelah pandemi selesai.

“Di tengah situasi pandemi yang penuh tantangan, pengusaha muda perlu dilatih untuk peka terhadap perubahan perilaku konsumen dan dinamika pasar agar dapat mengembangkan strategi jitu dalam menjangkau target pasar.” Ucap Robert Gardiner, Co-Founder & Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia.

Baca Juga : 5 Kerutinan Bagus Ini Menolong Self- Improvement

Untuk itu, pemasaran digital dapat menjadi salah satu alternatif bagi UMKM untuk memasarkan produknyaBerdasarkan dari edukasi kewirausahaan JA Company Program bagi 323 pelajar SMA/SMK di Jakarta dan Bandung bersama dengan Citi Indonesia, AIG Indonesia, dan Marsh Indonesia dari seleksi 323 pelajar SMA/SMK di Jakarta dan Bandung, kelima belas usaha mikro ini terbukti berhasil memperoleh total pendapatan bisnis mencapai Rp110 juta melalui pemasaran digital.

Salah satunya adalah Covarsi SC dari SMAN 81 Jakarta. Bisnis ini dikelola oleh 26 pelajar yang menawarkan Pineary, paket menyulam dengan material ramah lingkungan yang terbuat limbah daun nanas. Selama empat bulan, produk ini laris terjual sebanyak 150 unit yang seluruhnya diperoleh dari penjualan daring melalui marketplace dan media sosial. Dengan memahami dan mengoptimalkan teknologi digital, maka diharapkan dapat memecahkan masalah di komunitas dan dapat lebih optimal dalam menyiapkan strategi di dalam bisnis.

Baca Juga : 5 Tantangan Digital Ekonomi di Indonesia!